Jadi gais, ini ceritanya panjang
sebenernya, sampai bingung mau mulai darimana. Gara gara bingung jadi lupa deh,
maklum manusia, situ juga kan?
Kata atas bisa muncul gara gara ada
kata bawah, kata bohong muncul gara gara jujur, kata bagus muncul gara gara
kata jelek, kata bener muncul gara gara kata salah, kalo kata kata kasar muncul
gara gara?
Ya kata halus, mosok gara gara
kata baik.
Pernah nggak denger kalimat “penyesalan
dateng di akhir”? mungkin beberapa udah sering denger, eh kayaknya nek denger
mesti udah semua deng, pernah percaya? Aku pernah, aku pernah dibilang alay
menye, terus aku pura pura nggak percaya. Kenapa ya dulu aku malu padahal para nenek
moyang kita pasti tidak asal dalam mencetuskan sebuah kalimat sakral ini, pasti
beliau beliau sudah menimang nimang calon kalimat ini, diberi ASI, dibawa ke
posyandu, dilakukan USG dan aw, menendang nendang. Kalimat ini juga pasti sudah
dikaji kandungannya, apakah berbahaya atau tidak bagi tumbuh kembang kita.
Ayam berkokok, matahari bersinar,
sangat malas untuk menggerakan badanku, bahkan hanya untuk sekedar terlentang. mesti
pada mikir pagi ya hayo. Maaf maaf ayamku emang hobi berkokok, kadang emang
lupa waktu. Kalo matahari mesri bersinar lah, mosok nggak bersinar, nanti mati
matahari dong (kalo mati listrik kan listriknya, kalo mati lampu kan lampunya
nggak bersinar, kalo matahari bener dong). Seharian ini aku habisin waktu cuma buat
tidur, makan, ke kamar mandi tapi nggak mandi jadinya namanya tak aja ya jadi
ke kamar nggak mandi, download film, terus ditonton. Sebenernya nggak Cuma hari
ini aja sih yang seharian tidak produktif, eh produktif itu subjektif deng. Kayak
gini aku produktif kok! 1 hari 4 film kurang produktif apa coba. Libur panjang
penerimaan siswa baru rasanya lama banget, padahal nek misal masuk sekolah
seminggu serasa seminggu, masak seminggu serasa setahun, nggak masuk pak eko! Setelah
menjalani mas produktivitasku, akhirnya lusa masuk sekolah. Lusa besok ya bukan
kemarin. Seneng ada, males ada, gembira juga ada deh kayaknya.
Hari pertama masuk aku udah
telat, di leherku juga ada bekas biru mirip memar. Udah serasa anak nakal, hari
pertama telat terus ada bekas biru dileher kayak habis tarung. Bekas biru yang
dileherku ini sama persis kayak bekas biru di sekitar mataku pas kelas 2 SD. Jadi
gini ceritanya, dulu pas aku kelas 2 SD anarkis , aku pernah rebutan pensil gais.
Udah itu aja, Cuma pernah rebutan pensil kok anarkisnya. Oiya kalo mata biru
pas kelas 2 SD itu bukan gara gara anarkis rebutan pensil diatas ya, tapi gara
gara tapi jangan ketawa ya. Gara gara tomcat,
lucu gak sih? Eh nggak lucu ya, maaf.tapi kalo mau diukur paling diameternya
ada 5 cm. Oke balik. Masuk sekolah pertama kali yang tak cari adalah kamar
mandi, namanya juga kesiangan jadi nggak sempet ke kamar mandi deh. Habis dari
kamar mandi aku langsung ke kelasku. Temen pertamaku namanya Hace, orangnya
kurus tinggi lucu imut menggemaskan, huwek (ini muntah). Temen keduaku, namanya
aku lupa beneran nek ini, maklum manusia. Oke, lompat ke temenku yang ketiga,
eh yang kedua aja lupa gimana yang ketiga, gimanasih kalian.
Sebelum aku lanjut mohon diingat,
buaya itu hewan manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya
itu hewan manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu
hewan manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia, buaya itu hewan
manusia itu manusia. Buaya itu hewan manusia itu manusia. Oke cukup.
Perjalanan akademiku lumayan
bertahan tahan meningkat dikit, tapi perjalanan hatiku bertahan tahan menurun
drastis, uuu (ini sedih). Nggak mungkin kan dikelas reguler isinya cowok semua?
Mesti ada ceweknya, dan susah ngehindarin kontak sama cewek dikelas, pasti akan
terjadi sebuah jalinan komunikasi entah yang didasar dengan tugas atau sebatas
berkenalan. Ah lama ah intinya dikelasku ada yang menarik gais. Sekolah baru
pembawaan baru, disini bagaimanapun caranya aku membuat diriku terlihat keren. Pada
awal masuk, aku menggunakan jaket dan selalu menggunakan hoodienya untuk
menutupi kepalaku, kepala ya bukan muka, nanti sama aja nggak ketok nek muka. Kalo
aku cari cari dinternet dengan keyword “artis sekolah” kebanyakan foto yang
keluar itu pada pake jaket jaket gitu, akhirnya hari ini aku coba praktek
lapangan. Ternyata bener setelah seharian aku pake jaket terus setiap detik
setiap waktu ada aja anak kelas yang ngeliatin aku, aku ngefly. Malemnya aku
ngerasa bisa diupgrade. Besoknya aku tambah aksesoris, headset. Kalo di
internet katanya kalo orang pake jaket ditambah headset gantengnya naik 100x
lipat, itu yang tak rasain sekarang. Aku seharian memasang muka serius dan cool
untuk membangun atmosfer “keren”ku. Bahkan sampe pulang sekolah aku nggak
ngelepas headsetku, di video yang diinternet kalo orang pakeheadset pas
pelajaran terus keliatan angguk angguk sambil asik sendiri itu jadi pusat
perhatian. Bel pulang sekolah dengan lantang menerobos masuk kedalam kupingku
yang padahal sudah disumbah headset yang sedari pagi tidak kucolokan di HP,
namanya juga nggaya.
Aku beres beres siap siap untuk
pulang ke rumah, semua gerakan aku perhalus dengan aksen supaya lebih macho dan
keren. Bahkan to gais selama aku beres beres aja anak anak kelasku yang didepan
pada ngeliat ke aku semua bahkan yang dibelakang itu ngomongin aku, uh
terbangku semakin tinggi. Pas aku beres beres aku ngeliat liat keadaan sekitar,
kondusif. Terus aku pura pura njatuhin buku, kalo dari sinetron yang biasa tak
tonton kalo ada buku jatuh pasti ada adegan pegangan tangan tanpa disengaja,
aku pengen nyoba. 1 buku jatuh, belakangku belom respon, 2 buku, masih belum, 3
buku, masih belum, akhirnya aku mencoba menjatuhkan setas tasnya.daripada
ketinggalan sama pulangnya kesorean, akhirnya tak ambil sendiri, dasar wanita
wanita tidak peka, ih. Ternyata to gais pas aku mbalik mereka lagi banter
banternya ngomongin aku, “aku takut disini, mamaku kok nggak njemput njemput,
aku nggak mau lama lama sama dia (nunjuk aku)” “aku liat dia kasian, mending
kita bilangin aja kalo sebenernya dia pas pasan, pas pasan aja kkm bawah.” Aku bingung
sama mereka, bukannya bantuin mungutin bukuku tapi malaah asik berdua, dasar
wanita (2). Tiba tiba mereka ada didepanku, kaget kok tiba tiba mulut mereka
komat kamit nggak jelas di depanku, laguku yang tak siapin untuk pulang
ternyata volumenya kekerasen. Abis tak pause tiba tiba mereka malah minta maaf.
Loh yang edan siapa disini? Kok tiba tiba minta maaf, emang lebaran maju
sekarang??
Bersambung; ini prolog. Jangan bosan
membaca, membuka jendela kamar!